jump to navigation

“Negara Jaya” gubahan Liberty Manik November 11, 2013

Posted by quicchote in archipelagic, romantik, tematik.
trackback

174891_126958527399713_3828324_n

Ada keuntungan punya kerabat saudara intelektual hebat, seperti Liberty Manik (1924-1993), komponis tanah air yang di sepanjang sejarah revolusi fisik Indonesia melahirkan karya-karya dan gubahan lagu yang berkontribusi pada perjuangan kemerdekaan dan pembentukan negara Indonesia. Keuntungan itu adalah kesempatan membongkar-bongkar arsip-arsip peninggalannya, yang tentu tak mudah diakses publik.

Di antara tumpukan berkas-berkas peninggalan Liberty Manik itu, beberapa lembar kertas yang terklip rapi dengan selembar kertas paling atas berperan sebagai sampul bertuliskan “Negara_Jaya“. Liberty Manik memang intelektual yang rapi, semua catatan personalnya terjilid yang tentu memudahkannya sendiri berselancar di antara tumpukan kertas-kertas dan debur ombak gagasan estetika musikal. Lembar-lembaran berpartitur musik itu sepertinya ditulis jelang akhir hayatnya. Sebuah lagu yang digubahnya dengan harmonisasi empat kelas nada, siap untuk dinanyikan empat kelas tipe suara dalam koor atau alat musik yang mengizinkan harmoni. Kebersamaan dengan Liberty Manik saat melewatkan masa kecil dan remaja menunjukkan ada riak-riak kedongkolannya pada pemerintahan Orde Baru pada masa itu, dan judul “Negara Jaya” jelaslah lebih menyiratkan harapan daripada sebuah perayaan akan kejayaan. Hal ini tercermin jelas pada lirik yang ditulisnya sendiri,

Putra-putri semua, bangkit bersama,
Tujuan kita: Negara yang jaya,
Bagi nusa dan bangsa kerahkanlah tenaga…

Seia dan sekata, bahu-membahu,
Tugas mulia ada di tanganmu,
Jabarkan Pancasila, teguhkan persatuan!

Dua bait awal yang dinyanyikan “mezzo forte” dalam irama hikmatnya “maestoso” berisi pesan pada yang muda. Adakah ia merasa bahwa kejayaan Indonesia sebagai negara memang tak terharapkan di generasinya? Pesannya jelas dihaturkan pada generasi setelahnya, berharap yang muda-mudi itu melanjutkan “menjabarkan Pancasila”…

Dua bait berulang itu dilanjutkan dengan harmonisasi melodis selanjutnya yang dimainkan dengan lebih “forte” yang sekaligus berperan sebagai “chorus” dari badan lagu,

Gembira, gembira, menuju bahagia,
Gembira, gembira, menuju bahagia…

Sebagaimana lagu-lagu lain yang menyiratkan kemudaan, semangat muda yang bertajuk proses pembelajaran, lagu yang ditulis bernada dasar F ini berlirik ungkapan “gembira” yang diulang-ulang.

20120918_125440

Lagu ini memiliki nuansa pengaruh Barat yang kuat, sebagaimana karya gubah musik lagu nasional lain se-angkatan Liberty Manik, seperti Ismail Marzuki, Kusbini, dan lain-lain. Ada stilisasi sekuen-sekuen nada yang terasa seperti halnya himne namun nuansa memainkan melodi dengan keras (bersemangat). Pola ini banyak ditemukan dalam sekuen-sekuen nada-nada lagu-lagu kebangsaan negara-negara di eropa barat. Membaca liriknya, mungkin memang demikian maksud penggubah lagu Negara Jaya ini, harapan yang ditunjukkan sebagai renungan dengan harapan memberikan semangat yang membara.

Sepertinya ada keinginan Liberty Manik untuk menyajikan lagu ini sebagai satu dari sekian banyak lagu gubahannya yang telah menjadi kekayaan lagu-lagu nasional semenjak ke-aktif-annya berkarya, seperti lagu “Satu Nusa Satu Bangsa”, “Desaku Yang Kucinta”, yang telah akrab di kalangan masyarakat luas tanah air. Harapan yang tak kesampaian karena ajal telah lebih dulu menjemputnya tanpa menyiapkan entah surat wasiat atau pesan-pesan terakhir terkait karya-karya yang ditinggalkannya.

Mari mendengarkan lagu ini dimainkan:

Semoga tulisan kecil ini bisa menjadi titik yang bisa meluaskan keinginan itu. Memperkaya khazanah lagu nasional tercinta, warisan dari seorang yang mendedikasikan diri untuk bangsa dan negara Indonesia…

Palangkaraya, 12 Nopember 2013

Comments»

No comments yet — be the first.

Leave a comment